Kamis, 13 Maret 2014

Hortatory Exposition : "Global Warming"


Hortatory Exposition

Analytical Hortatory Exposition
Title                             : Global warming.
Thesis                          : Global warming is one of the world’s biggest problems.
Argument                     :
                 1.     The raising of sea levels around the world.
                 2.     Unstable climate.
                 3.     The extinction of a large number of species.
Recommendation         : We should prevent global warming.

Global Warming

Global warming is one of the world’s biggest problems. Global warming is the raising of the average temperature of Earth's climate system. Global warming gives a lot of problems for a living thing. These are some of the global warming’s impacts:
First, the raising of sea levels around the world. When the temperature of the atmosphere increases, the temperature of the ocean surface layer also increases. As a result, the volume of sea water will increase due to the effect of anomalous water and the sea level also higher. In addition, as a result of global warming, the polar ice had melted (especially around Greenland). The melting ice also increases the volume of sea water on the earth. During the 20th century, sea levels around the world has increased about 10-25 cm. Scientists have also predicted that in the 21st century sea level will continue to rise about 9-88 cm.
Second, unstable climate, during the process of global warming, the northern part of the earth will heat up more quickly than other areas. This causes a lot of icebergs melt and the land in the area will be smaller. Ice floating in the northern waters would be reduced. As a result, a region that was experiencing light snowfall, maybe someday will not experience it again due to global warming.
Third, the extinction of a large number of species, one of the examples of endangered animal is polar bears. In 2006, the population of polar bears in the world is only 25,000 tails. So, they are categorized as endangered animal. Polar bears use ice floes as the foundation for hunting seals. With the global warming, the sea of ice in the North Pole is melting faster and impact on polar bear hunting. If they continue to fail to obtain food, they threatened to starve to death because they do not have the energy to hunt for food. 
Responding to the impact of global warming, we should prevent global warming by saving the use of energy such as turning off the light when we do not use it. We also can do a million trees planting. 

Jumat, 07 Maret 2014

Analytical Exposition : "Handphone is Important"


ANALYTICAL EXPOSITION

Title                : Handphone is Important
The Problem    : Handphone is important, why?
Arguments       : 1. Handphone can be used for communication
                         2. Handphone comes in various facilities
                         3. Handphone can be used for browsing internet
Conclusion      : Handphone is an electronic technology that very important for our life.



Handphone is Important


            Handphone is one of electronic technology in our life. Handphone have many function and very important for our life. Almost all people in the world have handphone. And now, there is some reason why handphone is important.
            First, handphone can be used for communication. All people in the world know that it is the basic function of handphone. With handphone, we can communicate with other people although the long distance separated us. With handphone, communication will be easy. We can talk with someone else around the world with handphone. If we don’t want to talk with them, we can send them information through SMS or short message. SMS is the acronym of Short Message Service. In SMS, we can’t talk-on, we only send a message.
            Second, handphone comes in various facilities, such as camera, music player, video player, dictionary, calculator, games, etc. With camera, we can take a lot of pictures and videos. Those pictures and videos can memories us to the romantic, sadness, and also unforgettable moments. We also take a picture and video just for fun. With handphone, we also can listening music and watching video. With handphone too, we can search the meaning of a word and also for calcute something. With handphone too, we can playing game. It can help us when we feel bored. When we feel bored, we can playing game so we can’t be bored again.
            The last but not least, handphone can be used for browsing internet. With handphone, we can search many information easly. And if we want to browsing internet, we don’t need computer to open it. With handphone, we can open the internet and search many information that we need easily and fast.
            Based on the above discussion, don’t marvels if almost all people in the world have handphone, because handphone is an electronic technology that very important for our life.

Kamis, 06 Maret 2014

Apa itu Bullying?


Definisi Bullying

     Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Istilah Bullying belum banyak dikenal masyarakat, terlebih karena belum ada padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia. Bullying berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang yang lemah.
     Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai masyarakat untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi.
     Terdapat berbagai dampak yang ditimbulkan akibat bullying. Dampak yang dialami korban bullying tersebut bukan hanya dampak fisik tapi juga dampak psikis. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi, dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian.
     Hilda, et al (2006; dalam Anesty, 2009) menjelaskan bullying tidak hanya berdampak terhadap korban, tapi juga terhadap pelaku, individu yang menyaksikan dan iklim sosial yang pada akhirnya akan berdampak terhadap reputasi suatu komunitas.

Jenis-jenis Bullying

Selanjutnya, Riauskina, Djuwita, dan Soesetio mengelompokkan jenis-jenis bullying ke dalam 5 kategori yaitu:
Ø  Kontak fisik langsung, memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain.
Ø  Kontak verbal langsung, mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, member panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gossip.
Ø  Perilaku non-verbal langsung, melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.
Ø  Perilaku non-verbal tidak langsung, mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.
Ø  Pelecehan seksual, kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal. Meskipun anak laki-laki dan anak perempuan yang melakukan bullying cenderung sama-sama menggunakan bullying verbal, namun pada umumnya, perilaku bullying fisik lebih banyak dilakukan oleh anak laki-laki dan bullying bentuk verbal banyak digunakan oleh anak perempuan.

Faktor Penyebab Bullying

     Berdasarkan penelitian ini, Gentile dan Bushman mengungkapkan, ada enam faktor yang bisa menyebabkan anak menjadi seorang pengganggu atau melakukan bullying pada temannya. "Ketika semua faktor risiko ini dialami anak, maka risiko agresi dan perilaku bullying akan tinggi. 1-2 faktor risiko bukan masalah besar bagi anak, namun tetap butuh bantuan orang tua untuk mengatasinya," ungkap Gentile.
Ø  Kecenderungan permusuhan
Dalam hubungan keluarga maupun pertemanan, permusuhan seringkali tak bisa dihindari. Merasa yang dimusuhi akan membuat anak merasa dendam dan ingin membalasnya.
Ø  Kurang perhatian
Rendahnya keterlibatan dan perhatian orang tua pada anak juga bisa menyebabkan anak suka mencari perhatian dan pujian dari orang lain. Salah satunya pujian pada kekuatan dan popularitas mereka di luar rumah.
Ø  Gender sebagai laki-laki
Seringkali orang menilai bahwa menjadi seorang laki-laki harus kuat dan tak kalah saat berkelahi. Hal ini secara tak langsung menjadi image kuat yan menempel pada anak laki-laki bahwa mereka harus mendapatkan pengakuan bahwa mereka lebih kuat dibanding teman laki-laki lainnya. Akhirnya perilaku ini membuat mereka lebih cenderung agresif secara fisik.
Ø  Riwayat korban kekerasan
Biasanya, anak yang pernah mengalami kekerasan khususnya dari orang tua lebih cenderung 'balas dendam' pada temannya di luar rumah.
Ø  Riwayat berkelahi
Kadang berkelahi untuk membuktikan kekuatan bisa menjadikan seseorang ketagihan untuk tetap melakukannya. Bisa jadi karena mereka senang karena memperoleh pujian oleh banyak orang.
Ø  Ekspos kekerasan dari media
Televisi, video game, dan film banyak menyuguhkan adegan kekerasan, atau perang. Meski seharusnya, orang tua melakukan pendampingan saat menonton atau bermain video game untuk anak di bawah umur, nyatanya banyak yang belum melakukan ini. Ekspos media terhadap adegan kekerasan ini sering menginspirasi anak untuk mencobanya dalam dunia nyata.

Contoh Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah

     Contoh tindakan yang termasuk kategori bullying, baik perilaku individual maupun kelompok secara sengaja menyakiti atau mengancam korban di lingkungan sekolah diantaranya :
Ø  Menyisihkan seseorang dari pergaulan,
Ø  Menyebarkan gosip, mebuat julukan yang bersifat ejekan,
Ø  Mengerjai seseorang untuk mempermalukannya,
Ø  Mengintimidasi atau mengancam korban,
Ø  Melukai secara fisik,
Ø  Melakukan pemalakan/ pengompasan.

Ciri-ciri Korban Bulllying

Berikut adalah ciri-ciri anak yang menjadi korban bullying di sekolah :
Ø  Enggan untuk pergi sekolah
Ø  Sering sakit secara tiba-tiba
Ø  Mengalami penurunan nilai
Ø  Barang yang dimiliki hilang atau rusak
Ø  Mimpi buruk atau bahkan sulit untuk terlelap
Ø  Rasa amarah dan benci semakin mudah meluap dan meningkat
Ø  Sulit untuk berteman dengan teman baru
Ø  Memiliki tanda fisik, seperti memar atau luka
Ø  Munculnya keluhan atau perubahan perilaku akibat stres yang ia hadapi karena mengalami perilaku bullying.
Ø  Laporan dari guru atau teman atau pengasuh anak mengenai tindakan bullying yang terjadi pada anak.

Ciri-ciri Pelaku Bullying
Berikut adalah ciri-ciri anak yang menjadi pelaku bullying di sekolah :
Ø  Anak bersikap agresif, terutama pada mereka yang lebih muda usianya, atau lebih kecil atau mereka yang tidak berdaya (binatang, tanaman, mainan).
Ø  Anak tidak menampilkan emosi negatifnya pada orang yang lebih tua/ lebih besar badannya/ lebih berkuasa, namun terlihat bahwa sebenarnya anak memiliki perasaan tidak senang.
Ø  Ada laporan dari guru/ pengasuh/ teman-temannya bahwa anak melakukan tindakan agresif pada mereka yang lebih lemah atau tidak berdaya
Ø  Anak yang pernah mengalami bullying mungkin menjadi pelaku bullying untuk membalas dendam.


Karakter Korban Bullying

Karakter-karakter tertentu pada anak yang biasanya menjadi korban bullying, misalnya:
Ø  Sulit berteman
Ø  Pemalu
Ø  Memiliki keluarga yang terlalu melindungi
Ø  Dari suku tertentu
Ø  Cacat atau keterbatasan lainnya
Ø  Berkebutuhan khusus
Ø  Sombong, dll.

Dampak Bullying bagi Siswa

      Bullying tidak hanya berdampak terhadap korban, tapi juga terhadap pelaku, individu yang menyaksikan dan iklim sosial yang pada akhirnya akan berdampak terhadap reputasi suatu komunitas.

Ø  Dampak bagi korban
     Hasil studi yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri (commited suicide).
     Coloroso mengemukakan bahayanya jika bullying menimpa korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu korban akan merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut kemudan mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan.
     Terkait dengan konsekuensi bullying, penelitian Banks menunjukkan bahwa perilaku bullying berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kehadiran, rendahnya prestasi akademik siswa, rendahnya self-esteem, tingginya depresi, tingginya kenakalan remaja dan kejahatan orang dewasa. Dampak negatif bullying juga tampak pada penurunan skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa. Berbagai penelitian juga menunjukkan hubungan antara bullying dengan meningkatnya depresi dan agresi.

Ø  Dampak bagi pelaku
     National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders mengemukakan bahwa pada umumnya, para pelaku ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap targetnya. Apa yang diungkapkan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Coloroso mengungkapkan bahwa siswa akan terperangkap dalam peran pelaku bullying, tidak dapat mengembangkan hubungan yang sehat, kurang cakap untuk memandang dari perspektif lain, tidak memiliki empati, serta menganggap bahwa dirinya kuat dan disukai sehingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang.
     Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus-menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal lainnya.

Ø  Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying (bystanders)
     Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa lain yang menjadi penonton dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu menghentikannya.

Cara Menghadapi Perilaku Bullying

Patti Criswell dalam bukunya, Stand up for Yourself and Your Friends, memberikan beberapa tips agar anak sebagai korban terlihat kuat dan dapat bertahan menghadapi pelaku
Ø  Bertindak percaya diri. Tegakkan kepala dan bahu, tataplah mata pelaku tanpa bermaksud menantang dan jaga suara agar tetap stabil saat berbicara. Bertindak percaya diri akan membantu anak merasa lebih percaya diri.
Ø  Beristirahat. Jika rasa percaya diri anak memudar, minta anak menjauh dari situasi tersebut.
Ø  Usahakan tetap tenang. Anak dilatih untuk mencoba berekspresi terganggu atau bosan. Jangan biarkan si pelaku tahu dia berhasil mengganggunya.
Ø  Mendinginkan diri. Dengan minum atau memercikkan air di wajah untuk membantu menenangkan perasaan panas.
Ø  Bernapas dalam-dalam. Menarik napas untuk memasukkan rasa percaya diri dan kekuatan, dan mengeluarkan perasaan stres dan khawatir.
Ø  Lepaskan saja. Berpikir tentang orang dewasa di sekolah yang dapat mendengarkan dan membantu jika anak mengalami hari yang berat. Jika tidak ada, tuliskan perasaan sehingga anak dapat membicarakannya ketika sampai di rumah.
Ø  Jangan balas dendam. Latih anak agar tidak mencoba untuk membalas dendam, karena dua kesalahan tidak membuat menjadi benar. Tidak meminta orang lain untuk berpihak, karena hanya akan terus melanjutkan pertengkaran. Tidak tinggal di rumah untuk menghindari si pengganggu di sekolah. Jangan bertindak histeris-hindari berteriak, merengek, dan kehilangan kontrol.

Cara Pencegahan Bullying

            Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah :
Ø  Sosialisasi antibullying kepada siswa, guru, orang tua siswa, dan segenap civitas akademika di sekolah.
Ø  Penerapan aturan di sekolah yang mengakomodasi aspek antibullying.
Ø  Membuat aturan antibullying yang disepakati oleh siswa, guru, institusi sekolah dan semua civitas akademika institusi pendidikan/ sekolah.
Ø  Penegakan aturan/sanksi/disiplin sesuai kesepakatan institusi sekolah dan siswa, guru dan sekolah, serta orang tua dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur pemberian sanksi.
Ø  Membangun komunikasi dan interaksi antarcivitas akademika.
Ø  Meminta Depdiknas memasukkan muatan kurikulum pendidikan nasional yang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif anak/siswa agar tidak terjadi learning difficulties.
Ø  Pendidikan parenting agar orang tua memiliki pola asuh yang benar.
Ø  Mendesak Depdiknas memasukkan muatan kurikulum institusi pendidikan guru yang mengakomodasi antibullying.
Ø  Muatan media cetak, elektronik, film, dan internet tidak memuat bullying dan mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengawasi siaran yang memasukkan unsur bullying.
Ø  Perlunya kemudahan akses orang tua atau publik, lembaga terkait, ke institusi pendidikan/sekolah sebagai bentuk pengawasan untuk pencegahan dan penyelesaian bullying atau dibentuknya pos pengaduan bullying.

Sumber
http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/01/bullying-dan-solusinya.html
http://www.psychologymania.com/2012/06/jenis-jenis-bullying.html
  http://ardianazis.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_2.html
http://female.kompas.com/read/2012/08/07/14121459/6.Penyebab.Anak.Suka.Mem-.Bully.
  

Additive Food and Its Influence for Human Health

ADDI TIVE FOOD AND ITS INFLUENCE FOR HUMAN HEALTH             Additive food is substances that are added to food in a little a...