Selasa, 25 Oktober 2011

SENYUMAN ITU

            Siang itu, ku berjalan menyelusuri lorong-lorong di sekolahku tanpa arah yang jelas. Pikiranku telah penat akan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, belum lagi masalahku dengan sahabatku. Itu semua membuat kegalauan di hatiku. Belum sempat aku berhenti, tiba-tiba terdengar suara seorang anak memanggilku dan membuyarkan semua lamunanku.
            “Hilma,” terdengar suara anak itu lagi. Aku pun menoleh, dan ku lihat Rafa sedang memandangku dan berjalan menuju ke arahku.
            “Hai, siang-siang gini kok melamun? Awas, ntar kesambet lho!!” Kata Rafa dengan senyuman yang menggembang di bibirnya. Belum sempat aku menjawabnya, ternyata Rafa sudah bisa menebak apa yang ada dipikiranku.
“Masalah yang tadi gak usah kamu pikirin!! Ntar tak bantu nyelesainnya, lagian kamu juga gak salah kan? Jadi, jangan takut, masalah ini pasti bakal selesai kok!!” Kata Rafa.
“Gak kok, aku gak lagi mikirin masalah itu, aku cuma lagi pusing aja mikirin tugas yang numpuk,” Kataku.
“Aku tahu kok, apa yang kamu pikirin. Tenang aja ya, aku akan selalu ada buat kamu.” Kata Rafa sebelum ia berlalu menuju ke halaman gerbang sekolah dan bergabung dengan teman-teman yang lain untuk menunggu jemputan.
Hatiku kini menjadi agak tenang mendengar kata-kata Rafa tadi, dia selalu bisa menghibur aku dan bikin hati aku jadi tenang.
***
Keesokan harinya, dengan hati yang dagdigdug, aku berjalan memasuki kelas. Belum beberapa langkah aku masuk,  tiba-tiba Sila menghampiriku dan kemudian memelukku.
“Hilma, maafin aku!! Aku dah dengar semuanya dari Rafa. Ternyata Via yang salah, bukan kamu. Sekali lagi maafin aku karena ku dah nyalahin kamu.” Kata Sila dengan isak tangisnya.
“Iya, gak papa kok. Maafin aku juga ya kemarin aku dah nyuekin kamu dan udah bikin kamu salah paham.” Kataku dengan agak terbata-bata.
Dari kejauhan bisa ku lihat Rafa tersenyum memandang ke arah kami. Dalam hati, aku berkata, “Makasih Rafa”.
***
Pada waktu jam istirahat sekolah. Saat aku sedang duduk sendiri, pandanganku terfokus pada layar monitor laptopku. Aku pun sedang sibuk mengerjakan tugas presentasi yang besok harus sudah dikumpulkan. Tiba-tiba, ada seorang anak datang menghampiriku dan kemudian duduk di sampingku.
            “Ada yang bisa aku bantu?” Katanya. Aku pun  menoleh dan ku lihat Rafa sedang tersenyum dan memandang ke arahku. Senyuman itu, senyuman khasnya Rafa yang bisa bikin aku melayang-layang.
            “Gak kok, makasih.” Kataku dengan senyuman yang aku anggap paling manis.
            “Ya udah deh, tak temenin aja ya!!” Kata Rafa.
Mendengar kata-kata Rafa itu, aku jadi malu dan berusaha untuk tidak salah tingkah. Secepatnya aku pun menjawab, “Iya deh.”
“Raf.,”
“Iya.,”
“Mmm, makasih ya soal ... ” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Rafa telah terlebih dahulu menghetikan kata-kataku dan sepertinya ia sudah tahu apa yang akan aku katakan.
            “Sst., iya gak papa kok, itu sudah kewajiban aku untuk membantu kamu” Katanya dengan senyuman manisnya itu lagi.
            “Makasih ya, Raf, kamu selalu bisa bikin aku bahagia dan bikin aku tersenyum lagi” Kataku dengan menunduk.
            “Iya, Hilma. Aku lakuin ini semua karena aku sayang sama kamu” Kata Rafa.
            Aku pun menatap Rafa yang sedang tersenyum memandangku dan aku pun membalasnya dengan senyuman yang paling manis. Kini mata kami saling bertemu. Dan kami tidak sadar ada Sila yang sedang tersenyum melihat kami dari pintu kelas.

Additive Food and Its Influence for Human Health

ADDI TIVE FOOD AND ITS INFLUENCE FOR HUMAN HEALTH             Additive food is substances that are added to food in a little a...